Sore hari, suasanya tampak sejuk, rindang. Aku hanya diam ,
berpanggut dagu, menatap sekelilingku, sesekali menatap satu arah dan aku
terbangun dari tatapanku. Hari itu tanggal 01, tanggal yang aku sukai, tanggal
dimana kita mengenal, dan memutuskan untuk bersama. Sesekali aku memandang
handphoneku, berharap satu pesan darimu, ternyata? Nihil. Mungkin kau telah
membenciku.
Kau.. menghilang, ya, menghilang. Entahlah, aku tak tahu apa
alasanmu. Aku, aku.. entahlah. Rasanya aneh. Merindukan seseorang yang belum
tentu merindukan kita merupakan hal bodoh bukan? Ya, itu aku. Rasanya aku ingin
muntah, berteriak sekuat kuatnya, sekencang-kencangnya. Meneriakan namamu,
berteriak bahwa aku merindukanmu. Bolehkah? Tentu saja tidak.
Kau, dia, lalu aku? Secepat itu kau menggantikan posisiku?
Padahal aku berharap kita kembali bersama, merasakan suasana indah bersama,
tapi ternyata kau dengan DIA. Kau memilihku? Atau dia? Jawabanmu adalah DIA!
Rasanya seperti tertusuk, tersayat, robek, lalu kau tumpahi dengan perahan air
jeruk! Tentu saja kau memilihnya, dia punya segalanya yang kau mau bukan?
Sedankan aku? Hanya membuatmu merasa bosan denganku.
Lalu, bagaimana denganku? Kau bahagia, sedangkan aku?
Menangis nangis, tersiksa dengan perasaanku yang mungkin kau sudah tak memperdulikannya
lagi. Aku ingat betapa excitednya aku terhadap semua hal tentang dirimu, tapi
kau cuek bebek. Aku rindu, rindu sekali :”)
Selamat hari jadi kita, selamat atas kebahagiaanmu. Selamat
atas kehidupanmu yang jauh lebih baik dari sebelumnya, saat bersamaku. Semoga
Tuhan selalu bersamamu, menjagamu. Aku hanya bisa mendoakanmu, agar kau
baik-baik saja, mengingatku walaupun hanya beberapa detik :”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar