Kau
menghubungiku lagi. Tanpa ada perasaan salah apapun, seakan akan tak ada
sesuatu yang terjadi antara kita. Jantungku bedegup kencang. Bukan
karna aku gugup, tapi karna aku ketakutan. Permainan apa lagi yang akan
kau lakukan padaku? Apa kau hanya anggap aku bonekamu? Yang bisa kau
mainkan sesuka hatimu? Aku manusia, sama sepertimu!!
Lalu kau berkata bahwa kau mencintaiku. Apa bedanya dengan dulu? Saat
kita masih bersama? Tentu saja berbeda! Hatiku, jiwa, semuanya sudah
berbeda! Bayangkan bila kau menjadi aku. Ah tidak, mana mau kau menjadi
aku, merasakan apa yang aku rasakan juga tidak mau bukan?
Kau bilang “kamu sama aku aja”. Apa kau tau? Sangat sakit kau
mengucapkan itu. Apa kau tidak menyadari hubungan kita sekarang? Apa
pantas kau bicara seperti itu padaku yang bukan siapa siapamu lagi? Itu
memang hakmu, tapi tolong, ah sudahlah!
Kau mencoba mengembalikan semuanya, kebahagiaanku, tawaku, hatiku. Kau
tahu? Apapun yang kau lakukan tak ada gunanya. Aku tidak butuh
kebahagiaan, jika pada akhirnya aku harus merasakan sakit yang sangat
amat dalam. Aku tak butuh tertawa jika akhirnya aku menangis tanpa
henti. Kebaikanmu, kepedulianmu sekarang sia-sia.
Kemana saja kau saat aku merindukanmu? Merindukan semua nasihatmu,
perhatianmu? Aku merindukanmu, saat kau panggil namaku, nama khususku,
untukmu. Tapi sekarang? Semuanya sudah mati, nama khususku, perhatianmu,
semuanya mati! Hah sampai mati pun aku tidak bisa menjelaskan
perasaanku padamu, karna kau tak mencoba mendengarkan aku, mendengar
sakitnya aku!!
Perasaan itu aku buang, debu yang mengotori hatiku
aku tiup hingga tak tersisa dihatiku. Saat menjelang bersih, kau datang
berhembus, mengotorinya, mengisinya, lebih sakit lagi, lebih dalam sakit
yang aku derita. Tuhan, inikah balasanmu untukku? Sungguh aku tak
sanggup!
Aku biarkan kau mempermainkan
hatiku, hingga kau puas, hingga kau benar benar puas. Biarkanlah, dengan
begini mungkin kau bahagia, dan aku? Hanya bisa diam menjadi
bonekamu:’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar